Hari Santri

Kelas 7.1 

















Sabtu, 22 Oktober 2014, MTsN Tanjunganom, dengan suasana khitmad, melaksanakan upacara dalam rangka memeringati Hari Santri. Hadi Sapuan selaku pembina upacara, menyatakan, bahwa perjuangan bangsa Indonesia saat mengusir penjajah, adalah berkat campur tangan para santri. Sebut saja, saat perebutan kota Surabaya, dimana pekik takbir berkumandang guna menyemangati para pejuang untuk terus maju menghadapi penjajah. Tak sedikit jumlah santri yang bergelar 'syuhada' dalam pertempuran tersebut. Para santri saat itu hanya berkekuatan iman. Mereka hanya yakin Allah SWT lah sang penolong karena kemenangan itu tidak datang dengan begitu saja. Nalar! saat itu hanya bambu runcing senjata santri melawan mesin pembunuh seperti senapan api, tank dan bom. Bagaimana bisa menghabisi penjajah? Sesuatu hal yang tidak bisa diterima akal sehat manusia.

Tahun 1948, tanah Madiun, "disirami" oleh darah para santri yang harus berhadapan dengan komunis. Pejuang Anshor bergerak maju menumpas kaum komunis yang telah merusak tanah Madiun. Tak sedikit cerita dari masyarakat bahwa para Kyai, ulama, dan pemuda diculik kemudian ''dihabisi". 

Peran santri dalam perjuangan di negara Indonesia pantas dihargai. 22 Oktober telah resmi menjadi hari "milik" para santri. Tanpa adanya santri, masih mungkinkah kita hidup berdampingan dengan penuh damai tanpa ada kekacauan di dalamnya? 

MTsN Tanjunganom mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi sosok santri. Seorang yang dikatakan santri jelas mempunyai sifat tawaduk, taat dan berakhlaq mulia sebagaimana sosok Nabi Muhammad SAW. Pikiran kita boleh Amerika, namun berhati Makkah. Akan tetapi jangan sampai pikiran Makkah namun berhati Yahudi!!

MTsN Tanjunganom mengucapkan:

"Selamat Hari Santri"
    Blogger Comment
    Facebook Comment